Oleh : Ernie Prasetyo
Ada tipe suami galak, gampang naik pitam, mudah berkata kasar,
bahkan tak segan2 memberikan pukulan pada istrinya. Kebalikannya adalah
suami tipe susis, kata anak gaul, suami sieun istri, alias suami takut istri.Sosok suami yangtidak memiliki dominasi dan pengaruh atas istrinya.
Dua
tipe ekstrim yang pada dasarnya sama2 buruk dan berbahaya. Hanya saja
tipe yang keduya secara sadar atau tidak ada yang justru merasa bangga
memilikinya. Senang punya suami yang "penurut" katanya.
Kayaknya yang banyak di masyarakat adalah suami yang minder di hadapan
istrinya,tidak dapat menentukan pilihan, tidak dapat menegur bila istri
salah dan tidak dapat memutuskan urusan2 lainnya.Sosok suami yang
terlihat inferior, tidak punya otoritas dan dominasi sama sekali atas
istrinya
Ada banyak sebab yang berpotensi memicu fenomena
semacam itu.Misalnya faktor finansial, dimana penghasilan istri lebih
banyak dari pada suami, atau latar belakang keluarga istri yang lebih
dominan dari pada keluarga suami.
Faktor lain misalnya adalah
pendidikan, jenjang pendidikan suami lebih rendah dari pada istri, atau
memang secara kecerdasan berfikir istri lebih baik dari suami.
Faktor lainnya adalah karakter, dimana istri lebih vokal dan possesif (suka mengatur dan mendominasi) dan suami berkarakter suka mengalah dan tidak suka konflik.
Beberapa faktor diatas membuat posisi tawar suami lemah. Kalau orang
jawa bilang "kalah awu", kalah derajat.Akibatnya suami8 tidak berani
mengambil langkah sebelum ada "tok" dari istri.
Nah, sebagai
istri yang shalihah,selayaknya mewaspadai fenomena ini. Ini bukan
fenomena menguntungkan, karena ini soal tugas fungsi suami sebagai qawwam (QS An Nisa34),sebagai pilar penegak atau pandega,pengarah, pengontrol dan pembina atas istri dan keluarga.
Apabila fungsi qawwam lemah,berarti bangunan keluarga juga lemah,dan ini berbahaya.
Sebagai istri yang baik, harusnya merasa tidak senang bila suami minder padanya dan tidak berani mengambil keputusan.
Berilah
suami kepercayaan untuk mengambil sebuah keputusan.Jalinlah komunikasi
yang baik dengan suami, berilah masukan dengan cara yang lebih tawadhu'.
Percayalah, saat naik kendaraan lebih enak jadi penumpang dari pada jadi sopir..................
0 komentar:
Posting Komentar